Lowongan kerja internet, Anda dibayar setiap survei, syarat: bisa internet. Informasi selengkapnya

Akankah Dia Datang???


.


Kuubah lagi posisi dudukku di suduk halte ini. Tak terasa sudah lebih dari 2 jam ku nantikan kedatangannya. Tak biasanya ina datang terlambat seperti ini. Ingatkah dia pada janji kami satu minggu yang lalu? Entahlah. Yang pasti aku akan menunggu kedatangannya di halte ini, dimana tepat 3 tahun lalu kami berjumpa. Aku akan menantinya sampai adzan magrib berkumandang. Karena itulah janjiku padanya selama ini. Jika akan pergi siang, aku rela menghabiskan waktuku untuk menantinya sampai adzan magrib.

Kutunggu kejutan yang akan dia berikan padaku saat dia mengucapkan janji satu minggu lalu. Dan dalam satu minggu ini kami tak bertemu. Entah Perubahan apa yang Nampak pada dirinya. Semakin lama akupun semakin penasaran. Dan kebiasaan kami, tak boleh menghubungi saat menunggu. Jadi tetap kusimpan handphoneku di dalam saku celana.

Entah sudah yang keberapa ku angkat lenganku tuk melirik arloji pemberiannya. Arloji berikatkan rantai putih. Ringan dan membuatku menjadi tepat waktu. Aku tetap tersenyum menanti bidadariku yang telah rela membuatku terbangun dari segala kemalasanku dan berhasil membuatku lebih menghargai semua orang. Dia dengan sabarnya merubah kebiasaanku dan merubah penampilanku, sehingga aku lebih rapih.

Selalu kupejamkan mataku tuk melihat senyum manisnya yang tersimpan di dalam benakku. Gadis mungil manis dan cantik berpita hijau. Itulah pita favoritnya. Pita yang kuberikan 1 tahun lalu sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 17. Bangga memang meiliki seorang gadis pujaan hati banyak cowok. Namun, malah memilih diriku yang amburadul. Aku pun tak pernah menanyakan kenapa harus aku yang menjaga hatinya.

Hari sudah menunjukkan jam 15.30 sore. Aku masih menantikan gadis kecilku datang dengan senyuman manjanya. Dengan tawa sumringahnya. Dengan celotah renyahnya yang mampu mengubahku dari lembah suram ke lembah penuh pelangi. Ajaib memang yang disebut Cinta. Bisa merubah segalanya.

Sore telah tiba. Jam di arlojiku sudah menunjukkan angka 17.55. Magrib sudah berkumandang. Aku pulang dengan kuyu. Kencan tak jadi. Kemana ina ku pergi. Aku lemas sekali hari ini.

Aku langsung mandi setelah dirumah. Aku merenung. Kemana gadisku pergi. Tak terasa aku tertidur. Handphone-ku bordering. Sayup-sayup terdengar suara handphoneku. Nyanyian Band Korea Izi yang judulnya Shill. Itu pun lagu favorit Ina ku.

“Assalamu’alaikum” ku sambut penelepon di seberang dengan suara parau ku.

“Wa’alaikumsalam, ini odi ya?” Tanya orang diseberang sana.

“iya benar, maaf ini siapa?” tanyaku lagi

“Ini Ari, kakaknya ina?” jawabnya singkat

“oh, iya bang. Ada apa ya?” tanyaku bingung

“kamu sudah tau belum? Kalau Ina sudah tidak ada. Tadi waktu mau ketemu kamu dia tertabrak Bus” sambung Ari

“Innalillahi Waina ilaihi Roji’un…….”jawabku lirih.

Handphoneku jatuh dan air mataku meleleh. Seraya berkata. Inikah kejutan yang Kau berikan untukku sayang.