Mari Bermain Sambil Membaca

Sore itu, ma ani kepasar membeli kacang kedlai untuk bahan baku membuat tempe..
setiap hari ketika kedelai sudah jadi tempe, ia lalu menjualnya..ketika tempe terjual ia kembali membeli kacang kedelai...egitu rutinitasnya setiap hari.
Hingga pada suatu hari, ia membeli tempe sore hari dan malamnya diolah untuk menjadi tempe. Namun apa yang terjadi...ketika ia bangun hendak sholat subuh, ternyata tempenya belum ada yang jadi. Bersedihlah ma' ani, namun dalam kesedihannya ia berdo'a" Ya Allah Jadikanlah, kedelai ini menjadi tempe, untuk kujual di pasar"...
Tak lama kemudian ia kembali melihat tempenya...ternyata masih belum menjadi tempe...
maani bertambah sedih, namun dengan harapan menjadi tempe, ia berangkat kepasar...karena penasaran di jalan ia kembali melihat tempenya, ternyata masih belum jadi juga. "Ya Allah, dengarkanlah permintaanku, jadikan ini tempe, untuk biaya hidupku hari ini" karena memang sudah tak ada sumber penghasilan lain selain menjual tempe. sesampainya dipasar dagangan ma ani digelar..namun belum juga jadi tempe..hatinya bertambah sedih, lalu keluarlah kata-kata kotor dari dalam hatinya, yang mencemooh tuhan, ketika hari semakin siang...semua penjual tempe sudah pulang, kecuali ma ani yang terus meratapi nasibnya...karena merasa sudah di jauhi oleh tuhan...
Tak lama ada yang menepuk pundak ma ani...ada seorang ibu-0ibu yang bertanya kepadanya...
ibu: Ibu penjual tempe?
ma ani: ya
ibu: saya sudah keliling pasar, tapi ga ada yang jual tempe setengah jadi...ibu punya?
ma ani: ya, tapi untuk apa bu?
ibu: Untuk anak saya yang kuliah S2 di Australia, kalau saya beli tempe jadi, nanti sampai disana sudah busuk, makanya saya beli tempe setengah jadi, kalau ada saya beli dengan harga 2 kali-lipat..
girang sekali hati ma' ani, lalu ia kembali berdo'a" Ya Allah, janganlah engkau kabulkan do'a hamba yang tadi, karena sekarang, tempe setengah jadi hamba ada membeli";


Pesan moral yang dapat di ambil, jangan pernah berprasangka buruk terhadap siapapun termasuk Tuhan. KArena kita tak tahu apa yang sudah digariskan oleh-Nya.

This entry was posted on Kamis, 03 Juli 2008 and is filed under Renungan. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response.